Hello, kids! Today is a MONster DAY!! Untung kemarin Mas Blontank ngasih tiket pertunjukan Opera Jawa di Teater Besar ISI, jadi hari Senin ini gue lumayan semangat untuk pamer eh .. maksudnya berbagi cerita pada kalian.
Sejak dirilis pertama kali dalam bentuk film yang dibuat untuk peringatan Mozart yang ke-250, Opera Jawa telah melewati bioskop, teater, gedung opera hingga ruang instalasi dan bulan September hingga November tahun ini Garin Nugroho membawanya berkeliling Amsterdam-Belgia-Paris-London-Solo-Jogja dan Jakarta.
Opera Jawa:Tusuk Konde sendiri adalah bagian kedua dari trilogi Opera Jawa yang berakar dari kisah Ramayana. Pertunjukan ini semacam melting pot nusantara dimana seni Ketoprak, Wayang,Teater dan upacara ritual dari daerah Jawa, Bali, Sunda, Minang dan Nias bergabung dalam satu panggung dengan lighting dan setting panggung super keren ciptaan Iskandar K. Loedin serta komposisi musik yang indah karya Rahayu Supanggah.
Sebagai anak metal yang baru sekali ini nonton opera, gue dibuat terkagum - kagum oleh koreografi Eko Supriyanto (Madonna's dancer, ring a bell?) lewat gerakan energik dan elegan yang ditarikan para pemainnya. Empat tokoh kunci dari Tusuk Konde : Rahwana (Eko Supriyanto), Sinta (Dwi Nurul Hidayah), Rama (Heru Purwanto) dan Limbuk (Endah Laras) bergerak, berdialog dan menembang selama hampir 90 menit dengan energi yang luar biasa.
Mas Iyok Samalona yang bertugas malam itu bilang kalau banyak pertunjukan bagus digelar di Teater Besar ISI - Solo. Dan merugilah kalian jika tak ingin menengok untuk (at least) sekali saja. You never know until you try, my friends! Terimakasih, Mas Garin karena membawa Opera indah anda ke kota saya.
0 comments:
Post a Comment